Jika mendengar judul Far Cry, tentu yang terlintas dalam benak kita adalah sebuah karya besar milik Ubisoft dengan plot dan gameplay jempolan. Yup, sejak dulu, Ubisoft memang terkenal suka mengembangkan banyak game laga keren yang berkualitas. Selain Far Cry, judul-judul besar lainnya, yaitu serial Tom Clancy's, Watch Dog, Assassin's Creed, For Honor, dan The Crew.
Nah, kali ini kita akan membahas game besar berjudul Far Cry 6 yang telah dirilis oleh Ubisoft pada 7 Oktober 2021. Game ini bisa dimainkan di platform Windows (PC), PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series X. Tentunya ada harapan besar dari para penggemar mengingat Far Cry 6 meneruskan jalur dari kejayaan seluruh serial Far Cry di masa lalu.
Bagaimana ulasan tentang game ini? Apakah sepadan dengan ekspektasi penulis yang begitu tinggi? Yuk, langsung saja simak review Far Cry 6 berikut ini.
1. Plot cerita yang mirip dengan judul-judul sebelumnya
Dalam game ini, kamu akan memainkan karakter bernama Dani Rojas, seorang warga lokal sekaligus pemberontak yang mempersiapkan diri untuk melawan tirani dari Presiden Anton Castillo. Di awal permainan, kamu bisa memilih jenis kelamin dari karaktermu, tapi tetap dengan nama yang sama. Apakah Far Cry 6 memiliki plot cerita yang benar-benar berbeda dibanding pendahulunya?
Menurut saya kisah yang ditampilkan oleh Ubisoft dalam game ini terkesan repetitif jika dibandingkan judul-judul sebelumnya. Penulis sendiri mengikuti serial Far Cry sejak pertama kali dirilis pada 2004 lalu. Ada sebuah benang merah yang linear dalam kisah Far Cry, yakni adanya tirani dan kita harus menghancurkannya dengan cara yang kompleks. Ya, jika harus disamakan, semua serial Far Cry memang berada pada jalur yang mirip.
Dalam Far Cry 6, Dani Rojas akan menghadapi tirani dan pemerintahan diktator dari Presiden Anton Castillo. Latar belakang dalam game ini berada di Yara, sebuah negara yang mirip wilayah Amerika Latin dan kebetulan sedang berada di masa-masa keemasannya. Yang membuat Yara menjadi terkenal adalah Viviro, sebuah senyawa yang bisa menyembuhkan kanker pada stadium lanjut.
Viviro sendiri merupakan tembakau yang diolah sedemikian rupa untuk dijadikan obat. Namun, cara pengolahannya melibatkan kerja paksa dan pemberontakan dari rakyat. Apalagi, pemerintah juga menggunakan bahan kimia berbahaya yang mengancam kehidupan Yaran, sebutan rakyat di negara Yara. Perbudakan dan tirani inilah yang ditentang oleh Libertad, sebuah organisasi bawah tanah yang berniat menggulingkan kekuasaan Anton Castillo.
Kita juga akan ditugaskan untuk membantu kelompok-kelompok lainnya agar lepas dari tangan tirani Anton Castillo.
2. Gameplay minim inovasi
Selama memainkannya, penulis menemukan ada begitu banyak kesamaan gameplay antara Far Cry 6 dengan judul-judul sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa serial kali ini hadir dengan mekanisme yang sangat repetitif seolah developer hanya menyalin sistem permainan yang sudah-sudah. Tidak banyak juga yang bisa penulis tuangkan dalam review kali ini.
Pasalnya, jika pernah memainkan seri-seri sebelumnya, kamu akan langsung familier dengan mekanisme yang ditawarkan. Sebetulnya, sistem macam ini tidak selamanya buruk, sih. Ada kalanya, developer besar pun harus bermain aman untuk menyelamatkan waralaba yang sudah kadung mendunia. Akan tetapi, kurangnya inovasi juga bisa menjadi kekurangan yang memancing dan mengundang kritik.
Mulai dari pergerakan karakter; mengumpulkan dan menggabungkan item; menjalin komunikasi; serta sistem pertempuran, semuanya tampak seragam dengan yang sudah-sudah. Untung saja dunia yang dihadirkan kali ini sangat luas dan beragam. Setidaknya, hal tersebut bisa mengurangi rasa bosan kita pada saat menjelajahi Yara yang indah dan mematikan.
Oh, ya, hampir kelupaan, tingkat kesulitan dalam game ini juga dirasa cukup mudah. Hampir semua musuh bisa kita lumpuhkan dengan berbagai metode yang ada. Sebetulnya hal ini memang sangat mirip di Far Cry 3, Far Cry 4, dan Far Cry 5. Bahkan, dengan segala kebengisannya, Anton Castillo juga tidak sulit-sulit amat untuk ditaklukkan.
3. Audio tetap apik seperti biasanya
Judul sekaliber Far Cry 6 tentu harus disokong dengan kualitas audio yang juga memesona. Kali ini, Ubisoft sanggup melakukannya seperti seri-seri sebelumnya. Kisah revolusi dan pemberontakan yang diiringi musik-musik khas dan bertema latin sangat cocok untuk menemani aksi Dani Rojas di Yara.
Bukan hanya musiknya yang terdengar yahud di telinga, suara dari masing-masing karakter dalam game ini juga terdengar lugas dan profesional. Sang antagonis sendiri diperankan oleh Giancarlo Esposito, seorang aktor asal Amerika Serikat. Nah, berkat jasanya, karakter fiktif Anton Castillo bisa benar-benar hidup dengan segala intonasi suara yang beragam. Secara keseluruhan, Far Cry 6 hadir dengan kualitas audio apik dan memesona yang sudah selayaknya demikian.
Jadi, bagaimana dengan nilai akhirnya? Saya pribadi memberikan skor 8,5 dari 10 untuk game far cry 6 ini. Bagaimana dengan penilain kalian? apakan kalian sudah dapat memainkan game ubisoft terbaru ini? Game ini akan terasa sangat baru dan segar bagi kamu yang tidak pernah memainkan serial Far Cry sebelumnya. Namun, bagi yang telah menamatkan semua serial tersebut, game ini masih belum mampu tampil secara fenomena
Nice
BalasHapus